Rabu, 29 Juni 2011

BAB IV IRAMA DAN BIRAMA


Pada bab sebelumnya telah kita pelajari tentang panjang pendek nada. Hal mengenai panjang pendek nada dalam musik disebut irama. Jalinan dari beberapa nada dengan panjang pendek yang berbeda akan dapat dirasakan keindahannya. Jalinan tersebut membentuk suatu pola irama. 

Perhatikan contoh pola irama lagu “Suwe Ora Jamu” berikut ini :
 
Coba mainkan pola irama tersebut dengan tepukan tangan.

Selanjutnya kita pelajari hal yang lain lagi. Coba kamu nyanyikan lagu “Nyata Kowe Wasis” sambil mengetuk. Setelah itu ulangi dengan menyanyikan dalam hati sambil mengetuk. Kalau cara mengetuknya benar, apa yang kamu rasakan tentang ketukan-ketukanmu tadi ? Apakah ketukannya teratur atau tetap jaraknya ? Ya, teratur, bukan ?

Dalam musik, ketukan yang teratur dan tetap jaraknya itu selalu ada. Kita tentu sering mendengar bunyi seperangkat alat musik drum-band, alat musik ndangdut, dan lain-lain ketika sedang dimainkan. Coba kamu dengarkan musik yang kamu sukai dari kaset atau CD. Ketukan yang teratur itu akan dapat kita rasakan. Mungkin melalui bunyi drum yang dipukul, bunyi kendang, bunyi gitar bas, atau yang lain. Dan secara tidak sadar kita mengikuti ketukan-ketukan itu dengan memukul-mukul jari kita di atas kursi atau ujung kaki di lantai.

Bahkan dapat pula dirasakan ada ketukan yang lebih keras dari yang lain yang dating berulang-ulang secara teratur. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh dalam pelajaran bahasa.

Apabila kita mengucapkan kata-kata bersuku kata dua atau lebih, salah satu suku katanya mendapat tekanan yang lebih keras. Tekanan yang keras itu disebut aksen. Aksen timbul berulang-ulang secara tetap atau teratur.

Perhatikan kalimat berikut ini :
 
Dari kalimat “Kami main musik” suku kata mi, in, dan sik mendapat aksen dan dari kalimat “Nyanyian mereka menarik” yang mendapat aksen adalah suku kata an, ka,dan ik. Aksen ini bergerak secara teratur, datang berulang-ulang secara tetap. Coba baca kalimat tadi dengan lambat sambil mengetuk pada tiap suku katanya, dan pada suku kata yang mendapat aksen ketuklah agak lebih keras.

Hal tersebut dalam musik juga ada yang disebut birama. Birama adalah ayunan kelompok ketukan yang teratur dan terdapat aksen yang datang berulang-ulang secara tetap. Dalam musik, not-not yang beraksen biasanya ditulis di belakang garis aksen yang lazim disebut garis birama. Selain garis birama dikenal pula ruas birama, dan garis akhir lagu.  Garis birama  adalah garis tegak lurus yang membatasi ruas birama. Sedangkan ruas birama adalah ruang yang berada diantara dua garis birama, atau ruang yang dibatasi oleh dua garis birama. Garis akhir lagu adalah dua buah garis tegak lurus yang berhimpit sebagai tanda penutup tulisan lagu atau akhir tulisan lagu. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini :

Selanjutnya coba kamu nyanyikan lagu berikut ini sambil mengetuk dan merasakan aksennya. Setelah itu kamu tandai dengan menulis garis birama di depan not-not yang beraksen :
Latihan 1.
 Latihan 2.
 Latihan 3.
Latihan 4.

PENDHISIL

Lagu Dolanan Jawa


Pada lagu di atas aksen berulang lagi setelah membilang empat. Maka biramanya disebut birama perempatan. Bila sebuah lagu aksen berulang setiap setelah membilang tiga, maka biramanya disebut birama pertigaan. Jika aksen berulang setelah membilang dua disebut birama perduaan.

Coba kamu nyanyikan lagu “Naik-naik ke Puncak Gunung” sambil kamu rasakan aksennya. Kamu akan mendapati lagu tersebut berbirama pertigaan. Untuk yang lainnya coba kamu nyanyikan lagu “Hari Merdeka”. Kamu akan mendapati lagu tersebut berbirama perduaan.

Dalam menyanyikan sebuah lagu perlu sekali kita mengetahui biramanya. Untuk itu biasanya komponis menuliskan tanda birama pada lagu ciptaannya. Tanda birama di tulis pada permulaan lagu, biasanya berupa angka pecahan seperti : 4/4, 2/4, ¾, 6/8 dan sebagainya. Angka pembilang menyatakan jumlah ketukan dalam satu ruas birama, sedangkan angka penyebut menunjukkan nilai not tiap satu ketuk. Jadi tanda birama berfungsi menyatakan dua hal sekaligus yaitu birama itu sendiri, dan macam not yang nilainya satu ketuk.

Birama 2/4 berarti dalam setiap ruas birama terdapat 2 ketuk, yang nilai tiap satu ketuknya sama dengan not seperempat. Birama ¾ artinya dalam setiap ruas birama terdapat 3 ketuk yang nilai tiap satu ketuknya sama dengan not seperempat. Jika demikian bagaimana arti dari tanda birama 4/4 ?

Tugas :

1.        Jelaskan apa arti birama 4/4 ?
2.        Sebutkan nilai not berapa saja yang digunakan pada lagu “Pendhisil” !
3.        Gambarkan bentuk not-not yang digunakan pada lagu “Pendhisil” !
4.        Gambarkan tanda diam yang digunakan pada lagu “Pendhisil” dan jelaskan berapa nilainya !
5.        Dengarkan beberapa lagu dari kaset / CD, kemudian tuliskan birama yang digunakan dari lagu-lagu yang telah kamu dengarkan !
 

BAB III NILAI NOT


Kita nyanyikan lagu “Kupu Kuwi” berikut ini:
Kalau kita perhatikan, selain teks itu dinyanyikan tinggi rendah menurut melodinya, kita dapat menangkap bahwa kata-kata atau suku kata yang dinyanyikan tidak sama panjang. Perhatikan !
                Ku – pu – ku – wi – tak – in – cup – e
                Mung – a – bur – e – nge – wuh - - a ke
                Nga lor - - ngi dul - - nge tan ba lik ngu lon
                Mra na - - mre ne - - mung sa pa ran pa ran
                Mbok – ya men – cok – tak – in – cup – e
                Men tas men cok – ce – grok ban jur ma bur – ple – per
Suku kata yang diikuti garis dinyanyikan lebih panjang dari yang lainnya. Berapa panjang sebenarnya setiap suku kata dalam syair lagu tadi ? Nyanyikan kembali dengan mengetuk. Kalau kamu mengetuk dan menyanyikannya benar maka ketukan-ketukan itu terletak sebagai berikut :

Ku – pu – ku – wi – tak – in – cup – e
*      *      *      *       *      *       *      *
                Mung – a – bur – e – nge – wuh -  -  a ke
                *           *     *      *      *        *     *       *
                     Nga lor -  - ngi dul -  - nge tan ba lik ngu lon
                *           *    *         *    *     *    *         *           *
                     Mra na -  - mre ne -  - mung sa pa ran pa ran
                *           *    *          *    *            *         *          *
                Mbok – ya – men – cok – tak – in – cup – e
                *           *       *         *        *      *      *      *
                     Men tas men cok – ce – grok ban jur ma bur – ple – per
                *           *             *       *       *            *          *       *       *
Tanda bintang ( * ) menunjukkan letak ketukan.

Lagu tersebut terdapat suku kata yang diucapkan dengan hitungan satu ketuk, ada juga  yang satu setengah ketuk. Selain itu ada dua suku kata yang dihitung dalam satu ketuk saja, sehingga terdengar lebih pendek. Ada pula suku kata yang menggantung tidak tepat pada ketukan. Suku kata yang dicetak tebal adalah yang contoh yang menggantung : Nga lor, ngi dul, Mra na, mre ne, dan lain-lain.
                Seperti telah kamu ketahui bahwa panjang suku-suku kata dari syair lagu “ Kupu Kuwi” ada yang satu ketuk, ada yang satu setengah ketuk bahkan hanya setengah ketuk. Perlu kamu ketahui bahwa panjang suku-suku kata itu sebenarnya adalah panjang nada-nada. Nada-nada tersebut dapat ditulis menggunakan not.
 
 Kemudian kita tuliskan not-not tersebut pada balok not sebagai berikut :
 
Nyanyikanlah not-not lagu tersebut dengan solmisasi sambil mengetuk. Perhatikan baik-baik not satu ketuk, not setengah ketuk, not satu setengah ketuk, termasuk tanda diam setengah ketuk. Biasakan diam tidak bersuara pada tanda diam.
Berikut ini tabel bentuk, nama dan nilai not :
 Selanjutnya adalah tabel bentuk, nama dan nilai tanda diam :
 
Berikutnya kita pelajari tentang not bertitik :





Selanjutnya nyanyikan latihan berikut ini berulang-ulang  sampai paham benar.
 Selanjutnya kita pelajari cara menulis atau membuat not balok. Cara membuat not adalah sebagai berikut :
 
Not bertangkai dibuat kepala notnya dulu (bulatannya) baru tangkainya dari atas ke bawah.
Aturan-aturan dalam menulis not :
1.    Not yang letaknya di bawah garis ke-3 ditulis dengan not bertangkai ke atas dengan menyinggung kepala not bagian kanan atas. Perhatikan contoh :
 2.    Not yang letaknya di atas garis ke-3 ditulis dengan not betangkai ke bawah dengan menyinggung kepala not bagian kiri bawah. Perhatikan contoh :
 3.        Not yang letaknya di garis ke-3 tangkai not ditulis boleh ke atas, boleh ke bawah. Perhatikan contoh :
 4.        Pada penulisan lagu untuk paduan suara dengan 4 suara, suara 1 dan 3 ditulis dengan not bertangkai ke atas, sedangkan suara 2 dan 4 dengan not bertangkai ke bawah. Perhatikan contoh :
 5.     Not berbendera ditulis dengan bendera mengarah ke kanan baik not bertangkai ke atas maupun ke bawah. Perhatikan contoh :
 6.        Bila dua not atau lebih memiliki bendera dan letaknya berurutan, bendera-bendera tersebut dapat dirangkai. Perhatikan contoh :
Cara mengubah not balok menjadi not angka adalah sebagai berikut:
1.     Untuk not bernilai 4 ketuk ditulis dengan ditambah titik sebanyak 3 buah seperti contoh berikut ini: 
 2.     Untuk not bernilai 2 ketuk ditulis dengan ditambah titik sebanyak 1 buah seperti contoh berikut ini:
 
3.        Untuk not bernilai 1 ketuk ditulis cukup dengan satu angka tanpa ditambahi apapun seperti contoh berikut ini: 
 4.        Untuk not bernilai ½ ketuk ditulis dengan ditambah satu garis mendatar di atas not angkanya seperti contoh berikut ini: 

5.        Untuk not bernilai ¼ ketuk ditulis dengan ditambah dua garis mendatar di atas not angkanya seperti contoh berikut ini:
 6.     Untuk not  2  ketuk bertitik satu atau not bernilai 3 ketuk ditulis dalam not angka dengan titik sebanyak 2 buah seperti contoh berikut ini:

7.        Untuk not 1 ketuk bertitik satu  ditulis dalam not angka dengan titik sebanyak 1 buah yang diatas titiknya diberi garis mendatar 1 buah seperti contoh berikut ini:
8.        Untuk not ½ ketuk bertitik 1 buah ditulis dalam not angka dengan titik sabanyak 1 buah yang diatas titiknya diberi garis mendatar 2 buah seperti contoh berikut ini:
9.        Untuk tanda diam ditulis menggunakan angka 0 (nol) dengan aturan sebagai berikut ini:
Contoh penerapan tanda diam pada penulisan notasi angka sebagai berikut:

Di belakang tanda diam dapat diberi titik, yang berarti menambah nilai diamnya selama setengah dari nilai tanda diam itu sendiri.
Contoh :
Tugas :
Nyanyikanlah lagu-lagu berikut dengan solmisasi :
Lagu 1.
Lagu 2.

 Lagu 3.
 Lagu 4. 
 Lagu 5.
 

Selasa, 28 Juni 2011

BAB II TANDA KUNCI


Baca (tidak usah dinyanyikan) not-not lagu “Jaranan” berikut ini :
 
Tahukah kamu mengapa not yang terletak pada garis ke-2 dibaca sol, yang terletak di garis pertama dibaca mi, yang di garis ke-3 dibaca si, yang di spasi pertama dibaca fa dan seterusnya ?
Untuk menjelaskan ini, kita perlu mengetahui kunci lagu tersebut dari tanda kunci yang digunakan. Tanda kunci adalah tanda yang menunjukkan letak sebuah not. Not adalah gambar, angka ataupun huruf yang melambangkan sifat-sifat nada ataupun bunyi, khususnya yang menyangkut tinggi-rendah nada (pitch) dan panjang pendek nada (durasi).
Jika sebuah not sudah ditentukan letaknya pada balok not atau paranada/sangkar nada, maka akan mudah mengetahui not-not lainnya.
Tanda kunci dalam musik ada tiga macam yaitu kunci G, kunci F, dan kunci C. Sekarang kita pelajari dahulu tentang kunci G. Tanda kunci G adalah tanda kunci yang menunjukkan letak nada g pada garis ke-2 dalam sangkar nada/paranada/balok not.
Perhatikan awal mula terbentuknya tanda kunci G yang berasal dari huruf G berikut ini :
 
Perhatikan cara menulis tanda kunci G :
 
Caranya yaitu dimulai dari bawah, berakhir pada lengkung, dan ujung lengkung harus mengenai garis ke-2 dari balok not di mana garis ke-2 tersebut adalah letak nada g.
Karena nada g terletak pada garis ke-2 maka mudah diterka not-not yang berada di atas dan di bawahnya. Coba sebutkan nama mutlak not-not berikut ini :


Mempelajari tempat not saja belum cukup. Yang lebih penting adalah bagaimana cara menyanyikannya. Marilah kita belajar menyanyikan not-not pada balok not dengan solmisasi. Untuk sementara not kita tulis dalam bentuk simbol saja belum berbentuk sempurna. Lakukan latihan berulang-ulang sampai paham benar. Jaga agar jarak membunyikan antar not-not tersebut sama. Ketuklah pada tiap-tiap not.

Latihan 1.
Latihan 2.
 Latihan 3.
 Latihan 4.
 Latihan 5.
 Latihan 6.
 Latihan 7.
 Latihan 8.
 Latihan 9.
 Latihan 10.


Tugas :
  1. Bacalah nama mutlak kesepuluh latihan tersebut di atas !
  2. Sebutkan tempat not-not e, g, b, f dan a pada balok not !
  3. Apakah yang dimaksud tanda kunci ?
  4. Apakah fungsi tanda kunci G ?
  5. Gambarlah tanda kunci G pada balok not dengan benar !